Saturday, December 27, 2014

-=Welcome to Wood Fluor / Powder Delima Mas Indonesia=-

Dear Hello ! 


We are from Indonesia and we are sell and produce manufacturer the (Grajen) wood flour (sawdust) / wood powder / Teak / Mahogany / Mixed / Borneo Wood / Wood java / albasiah / Merbaung / Trembesi / Camphor / Sticky etc, with a fineness of 60 mesh, 80 mesh, 140 mesh up as a customer request with a production capacity 1000 - 2500 tons per month and Ready to Export for +5000 ton / month to Worldwide Shipment All round the World's. 

We are here to serving you !

shipment3.jpg (360×249)

For more further information 

Please Call us now on Here


Friday, December 19, 2014

Ready Stock - Our Product Wood Fluor Manufacturer

WOOD POWDER
 ( tectona grandis ) 



Stock Produksi kami perbulan / minggu / hari 

- Tepung kayu Jati Murni  ( Ready Stock ) 
  Capacity Produck 700 Ton lebih / Perbulan

- Tepung kayu Jati Campuran Merbaung Ready Stock ) 
  Capacity Produck 500 Ton lebih / Perbulan

- Tepung kayu Jati Campuran Mahoni Ready Stock ) 
  Capacity Produck 700 Ton lebih / Perbulan

- Tepung kayu Jati Campuran Mahoni, Merbaung, Kamper, Trembesi [Kayu Keras] 
  ( Ready Stock ) 
  Capacity Produck 1500 Ton lebih / Perbulan

- Tepung kayu Campuran Mahoni, Merbaung, Kamper, Trembesi [Kayu Keras] 
  ( Ready Stock ) 
  Capacity Produck 2000 Ton lebih / Perbulan

- Tepung Kayu Lengket  Ready Stock ) 
  Capacity Produck 400 Ton lebih / Perbulan

- Tepung Mahoni Murny [Kasar / Halus] Ready Stock ) 
  Capacity Produck 350 Ton lebih / Perbulan


Tepung kayu Jati atau Teak wood powder merupakan salah satu bahan utama untuk pembuatan obat nyamuk bakar, dupa, campuran lem, campuran untuk fleksibilitas beton, dan juga digunakan sebagai bahan untuk kampas rem sepeda motor.

Kami memproduksi tepung kayu jati (teak wood powder) dari serbuk gergajian kayu jati (teak wood sawdust) dengan spesifikasi sebagai berikut :



Particle size :
60 mesh / 
80 mesh / (coarse) 
140 mesh / (0,4) 
200 mesh / (fine) 

Mesh Size ( % ) :  Min 98

Color : Brown - White Brown

Calories : 3000 >

Water Content : <13%

Packaging : 50 kg - 100 kg / sack

Raw Material : Teak Wood Sawdust and More





Tectona grandis Resources kami berasal dari kayu jati yg memiliki Tanah yang sesuai adalah yang agak basa, antara dengan pH 4.5 – 7 / 6-8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca, calcium) dan fosfor (P), dan tidak dibanjiri dengan air.

Jenis jati
  1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (jawa: lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
  2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (jawa: sungu, tanduk).
  3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
  4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala, sangat indah.
  5. Jati kembang.
  6. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Kurang kuat dan kurang awet.



Standart Class Type Wood Flour Manufacturer

Perekat (HALUS) 

A1 : Merbau, Kamper, Meranti, Mahoni [Hybrit]

Pembakaran (KASAR) 

B1 : Akasia, Jati [50%], Balsa, Sono Keling, Mahoni [Hybrit]



Penerapan Tepung Grajen Kayu Jati: 

- Tepung Grajen Kayu Jati secara luas digunakan sebagai isian untuk dupa.

- Tepung Grajen Kayu Jati digunakan sebagai filler dan extender untuk produk kayu plastik.

- Tepung Grajen Kayu Jati digunakan untuk pembuatan obat nyamuk bakar.

- Tepung Grajen Kayu Jati digunakan untuk bahan baku pembuatan kanvas rem sepeda motor.

- Tepung Grajen Kayu Jati digunakan untuk bahan baku pembuatan bricket. 

- Tepung Grajen Kayu Jati digunakan untuk campuran pupuk budidaya jamur.

- Tepung Grajen Kayu Jati digunakan untuk campuran pupuk penyubur tanah.


Which Can be Used too by :

-Mosquito Coil Industri
-Fertilizer
-Oil and Oil Drilling
-Furniture


Particle size 60 mesh / 80 mesh / 140 mesh (0,4)
Color                        : Brown
Water Content      : <13%
Packing                   : 50 kg / 100 kg / bags
Kapasitas               : 500 ton per bulan 


Kami ready stock juga untuk Grajen

MOLDING DAN PLANNER



 Penawaran Harga : Silahkan hubungi kami Klik Disini!



Jual / Produsen Tepung Kayu Jati Mesh 60 - Mesh 80 - mes 100 ke atas Kapasitas Besar Terima Order Besar


Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Campuran Mahoni, Merbaung, Kamper, Trembesi [Kayu Keras]

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Campuran Merbaung

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Murni

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Campuran Mahoni

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Campuran Mahoni, Merbaung, Kamper, Trembesi [Kayu Keras]

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Campuran Mahoni


Jual Tepung Kayu Jati  

Jual Tepung Kayu Jati campuran 

Jual Tepung Kayu Merbaung campuran 

Tepung Lengket 

Mesh : 60 - 80 - 140 Mesh


Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung Kayu Lengket

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Campuran Merbaung

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Campuran Mahoni, Merbaung, Kamper, Trembesi [Kayu Keras]

Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Campuran Mahoni, Merbaung, Kamper, Trembesi [Kayu Keras]  
Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Tepung kayu Jati Murni

kami  memproduksi Tepung kayu jati  60 - 80 - 140 Mesh .. kapasitas produksi perbulan 120 ton.. dan akan bertambah apabila ada quota permintaan yg besar Insya Allah dapat memenuhi permintaan.

Lokasi : Jawa timur

Kegunaan tepung jati ini : Bahan baku obat nyamuk, Dupa, Kanvas rem, Bricket, Fertilizer dll
banyak lagi..


kayuserbuk.blogspot.com


Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com
Grajen 80 mesh - kayuserbuk.blogspot.com


For more further information please contact us ..

Mengolah Serbuk Kayu Menjadi Arang Briket

pembuatan arang briketMengolah Serbuk Kayu Menjadi Arang Briket
Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat.
Pengolahan waste to product merupakan pengolahan limbah menjadi bahan baku atau produk baru yang bernilai ekonomis. Dalam pengelolaannya, waste to product harus menerapkan prinsip-prinsip:
  • Reduce; Reduce artinya mengurangi. Dalam hal ini, diharapkan kita dapat mengurangi penggunaan material kayu yang dapat menambah jumlah limbah serbuk kayu, serta dapat mengurangi dan mencegah kerusakan hutan akibat penebangan hutan secara liar tanpa memperhatikan kondisi lingkungan.
  • Reuse; Reuse artinya pemakaian kembali. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji ini, maksudnya adalah menggunakan kembali serbuk gergaji menjadi bahan baku untuk membuat briket arang yang bernilai ekonomis.
  • Recycle; Recycle artinya mendaur ulang. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji ini, maksudnya adalah mendaur ulang serbuk gergaji menjadi produk baru, yaitu briket arang.
  • Dapat mengurangi biaya; Seperti telah diketahui, saat ini sedang terjadi krisis energi bahan bakar. Saat ini minyak tanah telah langka, dan harga gas LPG melonjak. Banyak rakyat kecil yang merasa terbebani dengan adanya kenaikan harga gas LPG tersebut. Dengan adanya briket arang, diharapkan hal tersebut dapat teratasi dan mampu menolong rakyat kecil. Pengolahan limbah serbuk kayu menjadi briket arang sangat mudah dan biaya produksinya pun sedikit, karena bahan bakunya berasal dari limbah yang dengan mudah dapat kita peroleh dimana-mana. Selain itu pengolahan limbah ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik untuk selanjutnya briket arang dijual. Bahan pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian.
  • Mampu menghemat energi; Pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi briket arang terbukti mampu menghemat penggunaan energi. Pada tahun 1990 berdiri pabrik briket arang tanpa perekat di Jawa Barat dan Jawa Timur yang menggunakan serbuk gergajian kayu sebagai bahan baku utamanya. Kualitas briket arang yang dihasilkan mempunyai nilai kalor kurang dari 7000 kal/g yaitu sebesar 6341 kal/g dan kadar karbon terikatnya sebesar 74,35 %. Namun demikian studi yang dilaksanakan di Jawa Barat menunjukkan bahwapabrik briket arang dengan kapasitas sebanyak 260 kg briket arang/hari dapat menguntungkan. Di pasar swalayan sekarang dapat dibeli briket arang dari kayu dengan dengan harga jual Rp 12.000/2,5 kg. Apabila briket arang dari serbuk gergajian ini dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif baik sebagai pengganti minyak tanah maupun kayu bakar maka akan dapat terselamatkan CO2 sebanyak 3,5 juta ton untuk Indonesia, sedangkan untuk dunia karena kebutuhan kayu bakar dan arang untuk tahun 2000 diperkirakan sebanyak 1,70 x 109 m3 (Moreira (1997) maka jumlah CO2 yang dapat dicegah pelepasannya sebanyak 6,07 x 109 ton CO2/th.
  • Eco-efisiensi; Eco-efisiensi disini maksudnya pengolahan limbah serbuk gergaji diharapkan dapat berimbas positif terhadap lingkungan. Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.
Sebagai informasi tambahan, berikut merupakan cara pembuatan briket arang dari limbah serbuk gergaji.
1. Peralatan :
  •     Ayakan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh
  •     Cetakan briket
  •     Oven.
2. Bahan :
  •     Serbuk gergaji
  •     Tempurang kelapa
  •     Lem kanji
3. Tahapan pembuatan :
  • Pengarangan. Serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual (dibakar).
  • Pengayakan. Pengayakan maksud untuk menghasilkan arang serbuk gergajian dan tempurung kelapa yang lembut dan halus. Arang serbuk gergaji diayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 mesh dan arangtempurung kelapa dengan ukuran 70 mesh.
  • Pencampuran media. Arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan perbandingan arang serbuk gergaji 90 % dan arang tempurung kelapa 10 %. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5 % dari seluruh campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa.
  • Pencetakan Briket Arang. Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan briket dan dikempa

Manfaat Wewangian untuk Kesehatan: Dupa wangi Bali

Aroma therapy sudah menjadi salah satu cara untuk pengobatan dalam penyembuhan penyakit.
Berikut ini saya berikan gambaran dan informasi mengenai beberapa manfaat yang akan diperoleh dalam Aroma Wangi untuk kesehatan :



Citronella untuk mengurangi ketegangan, meredakan hidung tersumbat, mengatasi insomnia, dengkur dan migrain.

Eucalyptus (kayu putih) berguna melegakan pernafasan, meringankan masalah hidung sensitif, bronchitis, asma, batuk, pilek, demam dan flu.

Lavender agar mudahkan tidur, meredakan kegelisahan, mengatasi depresi, mengurangi perasaan ketegangan.

Teh hijau (green tea) untuk memperbaiki sistem peredaran darah, membantu mengeluarkan dahak dan membersihkan paru-paru. Juga memperlambat proses penuaan.

Sandalwood (cendana) bermanfaat untuk menghilangkan rasa cemas dan aromanya sangat bermanfaat untuk meditasi.

Rose (bunga mawar) untuk menciptakan suasana romantis dan penuh gairah, memperbaiki metabolisme dan sistem peredaran darah, menyeimbangkan hormon, meringankan kepekaan kulit sensitif dan alergi.

Bunga kenanga berguna meringankan tekanan darah tinggi, mengeluarkan sebum pada kulit.

PeppermintAroma yang menyegarkan, membangkitkan suasana, mengurangi sakit perut, ketegangan, dan menyembuhkan sakit kepala.

Lotus (bunga teratai) meningkatkan vitalitas, dan konsentrasi, mengurangi panas dalam, meningkatkan fungsi limpa dan ginjal.

Lemon dapat mengurangi stres dan anti depresi, meningkatkan mood dan merelakskan pikiran serta memberi perasaan segar.

Vanilla dengan aroma lembut dan hangat mampu menenangkan pikiran.
Jasmine (bunga melati) berfungsi sebagai aphrosidiac sensual untuk merangsang dan menciptakan suasana romantis.

Strawberry dapat meningkatkan selera makan, mengurangi penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan kanker. (Sumber Republika.co.id )




Di Bali yang terkenal dengan sebutan pulau dewata, wewangian akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari. Selain wangi dari bunga-bunga yang dipersembahkan dan dipergunakan untuk persembahyangan, aroma wangi juga tercium dari asap dupa yang mengepul setiap hari. Aroma dupa, dapat digunakan untuk terapi dan meditas sesuai dengan aroma wewangiannya. Namun perlu diperhatikan bahwa aroma yang berlebihan dan kecenderungan menggunakan bahan-bahan kimiawi tidak baik bagi kesehatan. Perlu diwaspadai dan diperhatikan dalam pembelian  dupa yang dipergunakan untuk persembahyangan, utamakan bahan-bahan yang alami dan tidak mengganggu kesehatan.

Alangkah baiknya kita hati-hati, karena jika salah pilih bukannya kesehatan yang diperoleh tetapi sebaliknya, malah sesak nafas dan sakit yang diperoleh, bahkan mungkin sakit lainnya yang berhubungan dengan zat kimia yang kita hirup.

Memberdayakan Warga Melalui Dupa Herbal

Selama ini suplai dupa memang masih dikuasai oleh produsen-produsen di luar Bali khususnya daerah Jawa.

Memberdayakan Warga Melalui Dupa HerbalI Made Dwija Nurjaya (dok pribadi via Kontan)
Peluang bisnis dupa di Bali memang sangat menggiurkan. Dalam sehari, satu keluarga di Bali bisa menggunakan sebanyak 15 dupa untuk upacara keagamaan harian. Jika mayoritas keluarga-keluarga di Bali menggunakan dupa setiap hari, ceruk bisnis memproduksi dupa tentu cukup besar.

Melihat peluang bisnis itulah, I Made Dwija Nurjaya membidik bisnis ini denganmemberdayakan masyarakat Bali di lingkungannya. Melihat hal itu, Dwija mantap menjalankan bisnis ini agar warga di Bali tidak lagi bergantung pada produk dupa dari luar Bali. Berbekal pengalaman bekerja di salah satu sektor usaha kreatif di Bali, Dwija mencoba mendirikan usaha sendiri di tahun 2003 silam.

Dwija mengatakan, selama ini suplai dupa memang masih dikuasai oleh produsen-produsen di luar Bali khususnya daerah Jawa. Selain itu, produksi dupa dari China juga cukup mendominasi suplai dupa di Bali, selain India. Dia bilang, lantaran kebutuhan dupa di Bali sangat tinggi, tidak heran jika kiriman dupa dari luar pulau Bali bisa mencapai 10 ton dalam sehari.

Sekitar lima ton dupa berasal dari luar Bali terutama dari daerah-daerah di Jawa. Sebagian lagi impor dari sejumlah negara seperti China. Jika bagian impor bisa diambil alih oleh produsen lokal di Bali, maka hitung-hitungan keuntungan yang bisa diraih tentu cukup menggiurkan.

Meskipun pasokan dupa masih di dominasi oleh dupa dari Jawa dan impor, pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali ini mencoba untuk menjadi pemasok utama di daerahnya sendiri, terlebih untuk dupa herbal buatannya. Ia mengklaim hanya dirinya yang memproduksi dupa herbal di Bali bahkan di Indonesia.

Dalam segi pemasaran, Dwija hanya memasarkan dupa herbal buatannya melalui mulut ke mulut dan melalui online. Dwija merasa tak menemui kesulitan untuk memasarkan karena dupa buatannya punya karakteristik khusus, yakni berbahan baku herbal. "Saya disarankan oleh pihak pemkot Bali supaya dupa herbal ini memiliki ciri khas," ujar Dwija
Kini, ia dipercaya untuk tetap memasok dupa ke sejumlah daerah yang ada di Bali. Lewat bisnis dupa herbal ini, di tahun 2013 lalu Dwija diganjar penghargaan "Sarana Budaya Ekonomi Kreatif" oleh pemerintah kota di Bali.

Saat ini ia sedang fokus menjadikan usahanya semakin berkembang dan menjadi satu-satunya pemasok dupa herbal utama di Bali, sehingga warga Bali tidak lagi memiliki ketergantungan kepada daerah lain.

Menurut Dwija, faktor penting yang mendorong usaha berkembang, karena ia memberdayakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya untuk memproduksi dupa.

Modal Awal Rp 300 Ribu, Kini Omzet Milyaran Rupiah

Modal Awal Rp 300 Ribu, Kini Omzet Milyaran RupiahSumber Foto : beritabali.com
Beritabali.com, Gianyar. Berawal dari rasa jengah (termotivasi) untuk maju dan menjadi orang sukses,  Ketut Purnama memutuskan untuk memilih profesi dagang sebagai mata pencaharian hidup. Dan kini terbukti pilihannya itu tidak keliru. Dari modal usaha awal yang hanya Rp 300 ribu, usaha Ketut kini berkembang pesat dengan aset mencapai milyaran rupiah.
      
"Ini semua berawal dari rasa jengah, saat saya bekerja di Kuta 12 tahun lalu. Waktu itu saya punya pemikiran, kok di Kuta masyarakat Bali seperti terpinggirkan. Yang jualan di Kuta, semuanya orang dari luar Bali, tidak ada orang Bali yang dagang di sana. Mulai asesoris hingga makanan, semua yang jualan dari luar Bali," ujar Ketut, saat dijumpai di lokasi usahanya, di Desa Keramas, Gianyar, belum lama ini.
      
Karena rasa jengah, termotivasi  untuk maju, Ketut kemudian mulai mencoba bisnis kecil-kecilan. Dengan modal awal Rp 300 ribu, ia mulai mencoba bisnis handycraft atau kerajinan tangan.
      
"Modalnya Rp 300 ribu, itu uang untuk beli celana jins sebenarnya. Saya kemudian mulai coba bisnis jadi pemasok dupa untuk aroma terapi ke Kuta, dan syukur ini kemudian berkembang hingga akhirnya bisa seperti sekarang ini,"ujarnya.
      
Dunia dagang, kata Ketut, sudah mulai digeluti sejak kecil. Waktu kecil, ia sudah mulai bisnis mercon. " Dari kecil saya sudah dagang mercon, beli mercon di Gianyar lalu jual di Keramas. Beli Rp 25, lalu jual Rp 75,"kenangnya.
      
Hobi dagang, kemudian diteruskan saat ia kuliah di Kota Gudeg Yogyakarta tahun 1996. Waktu itu Ketut membawa Bed Cover dari Bali untuk dijual di Yogyakarta. Setamat kuliah, Ketut kemudian mencoba bisnis barang kerajinan. Ia membeli kerajinan bebek dari akar bambu di Klaten untuk dijual di Bali."Kerajinan bebek dari akar bambu dari Klaten ini saya jual ke Ubud dan Kuta, dan ternyata laku," ujarnya.
Tahun 2001 Ketut mulai serius terjun di dunia dagang dengan menjadi pemasok dupa dan lilis untuk aroma terapi. Produknya dipasarkan di sejumlah lokasi di wilayah Kuta dan Nusa Dua.
      
Setelah sukses di bisnis dupa, lilin, dan produk aroma terapi lainnya, tahun 2009 Ketut mulai melirik bisnis oleh-oleh khas Bali dan minimarket.
"Tahun 2009 saya mencoba bisnis oleh-oleh dan minimarket di Kuta, yakni Q Mart dan Wake Bali Art Market. Saat ini Q Mart sudah berkembang menjadi 16 buah di  wilayah Kuta, Gianyar, dan Denpasar,"jelasnya.
      
Sukses di bisnis minimarket dan toko oleh-oleh, Ketut merambah bisnis lainnya seperti bisnis properti dan sekolah mulai tingkat playgroup, TK, hingga SD pada tahun 2010. Terakhir, di tahun 2013 Ketut Purnama membuka usaha wisata adventure di kampung halamannya di Desa Keramas. Usaha wisata adventure ini diberi nama Wake Bali Adventure.
      
Kini, usaha Ketut semakin berkembang dengan jumlah karyawan mencapai 400 orang karyawan. Dengan modal awal usaha Rp 300 ribu, kini perputaran roda bisnisnya sudah menghasilkan omzet penghasilan milyaran rupiah.
     
Bagi Ketut, dunia dagang itu dunia yang sangt menarik, menjanjikan dibanding dunia pekerjaan lainnya. Di dunia dagang, ada banyak tantangan dan pelajaran yang bisa didapat, selain pergaulan yang dinamis.
      
Terkait masih minimnya orang Bali yang menekuni dunia dagang seperti dirinya, Ketut menyatakan ini lebih disebabkan oleh kurangnya faktor keberanian dalam memulai sebuah usaha.
      
"Keberanian orang Bali itu banyak, judi dia berani, tapi ketika diajak terjun ke bisnis kok jadi takut. Orang Bali condong ingin cepat datangkan hasil, tidak mau investasi di awal,"ujar pria kelahiran Gianyar, 25 Oktober 1975 ini. (dev)

Wirausaha: Sukses Bisnis "Dupa Ayur" Made Dwija Wijaya

Wisata wirausaha saya di Bali selanjutnya adalah mengunjungi usaha Bli Made Dwija Wijaya. Kisah usahanya dituturkan I Made Dwija Wijaya, pemilik usaha pembuatan dupa bernama Dupa Ayur di Denpasar. Kisah nya dari keprihatinan dan semangat untuk merubah menjadi kondisi masyarakat disekitar tempat tinggal bli Made, banyak nya kriminalitas yang berkembang dan praktek prostitusi dari para pendatang di wilayah tempat tinggal nya membuat Bli Made memutar otak untuk bagaimana cara jita untuk mempengaruhi masyarakat untuk berubah. Bli Made memulai "pergerakan" yang mengkombinasikan antara pendekatan Spiritual (bukan agama) dan Social Economic. "Kalo ekonomi nya terpenuhi maka spiritual nya akan mudah untuk diperbaiki" ujar nya. 

Pria yang sangat sederhana ini merintis usaha ini pada 2003 namun baru benar-benar beroperasi secara komersial pada 2005. Keputusannya membuat usaha dupa dipicu oleh kenyataan bahwa kebutuhan dupa di Bali justru banyak bergantung dari wilayah di luar Bali. Padahal, dupa merupakan sarana penting dalam kegiatan kegamaan di Bali. “Bayangkan, setiap hari ada 10 ton dupa yang datang dari luar Bali,” tutur Made Dwija.


Made Dwija Wijaya bersama karyawan nya yang rata-rata ibu ramh tangga

Selama periode awal usahanya, Made Dwija mengaku banyak merugi. Saat itu, dia masih belum menemukan komposisi yang tepat supaya bisa untung. Seringkali dengan harga dupa yang dijual ternyata tidak menutupi biaya produksi. “Baru pada 2005 saya menemukan ekulibrium, kira-kira untruk bisa untung, komposisinya seperti apa,” kenang dia. Sejak itu, perlahan demi perlahan, usaha Made Dwija mulai berkembang.

Ibu-ibu yang menfaatkan waktu luang bekerja membuat dupa

Apalagi sejak mendapat bantuan pendanaan dari PT Sarana Bali Ventura, perusahaan di bidang modal ventura. Usaha pembuatan dupa yang semula hanya dikerjakan 8 tenaga kerja kini melibatkan 50 tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar. Uniknya, seluruh pekerja di Dupa Ayur adalah perempuan. “Ini adalah bagian dari pemberdayaan masyarakat, karena memang menjadi salah satu tujuan saya saat membuka usaha dupa,” ungkap Made Dwija.

Dupa Ayur

Bli Made Dwija memanfaatkan para ibu-ibu rumah tangga yang ada di sekitar rumah nya untuk menjdi karyawan dan bersama-sama merintis usaha ini. Saya tanyakan, kenapa ibu-ibu rumah tangga bli?...."Karena ibu-ibu rumah tangga lebih teliti dan bertanggung jawab dibanding pria nya, dan mereka mau bekerja lebih rajin" jawab Made.



Saat ini produksi Dupa Ayur mencapai 25 ribu batang dupa per hari dengan omzet rata-rata Rp 200 juta per bulan. Berbeda dengan dupa pada umumnya, dupa yang diproduksi Dupa Ayur menggunakan bahan baku rempah-rempah. “Untuk dupa berbahan baku rempah-rempah ini belum ada yang produksi di Bali, sehinga bisa dibilang belum ada pesaing,” singkap Made Dwija.

Cara Menghitung Kubikasi Kayu

Bagi anda yang berkecimpung dalam dunia perkayuan, pasti sangat penting bagi anda untuk mengetahui cara menghitung kubikasi kayu. Kubikasi kayu sendiri adalah nilai besaran volume yang ada pada kayu, dan nilai satuannya menggunakan meter kubik (M3). Dengan mengetahui nilai kubikasi dari sebuah kayu, maka kita juga dapat menafsir atau mengetahui harga kayu tersebut berdasarkan nilai kubikasinya.



Cara yang digunakan untuk menghitung kubikasi pada kayu log atau gelondong berbeda dengan cara untuk menghitung kubikasi kayu gergajian atau kayu yang sudah berbentuk papan. Hal ini dikarenakan secara fisik bentuk antara keduanya berbeda. Jadi masing-masing mempunyai rumus sendiri-sendiri untuk menghitung nilai kubikasinya.

Untuk cara menghitung kubikasi kayu log atau gelondong
rumus yang biasa digunakan adalah (P x D x D x 0,7854) : 10.000 = nilai kubikasi

Keterangan :

cara menghitung kubikasi kayu P adalah panjang kayu yang dinyatakan dalam satuan meter
D adalah diameter kayu yang dinyatakan dalam satuan cm
Contoh kasus : Jika seseorang akan membeli sebuah kayu yang masih berupa gelondong dengan ukuran diameter 25 cm dan panjangnya 2 meter maka, jika menggunakan rumus di atas, nilai kubikasi yang terdapat pada kayu adalah (2 x 25 x 25 x 0,7854) : 10.000 = 0,098175 M3.

Jadi, besarnya nilai kubikasi pada satu gelondong kayu yang akan dibeli oleh orang tersebut sebesar 0,098175 atau hampir sepersepuluh kubik.

Nb: Nilai kubikasi kayu yang diperoleh dengan menggunakan rumus ini hampir sama (sedikit lebih rendah) dengan nilai kubikasi kayu yang ada pada tabel kubikasi kayu log perhutani. Atau jika anda tidak ingin capek-capek menghitung dengan menggunakan rumus, anda bisa melihat langsung pada tabel milik perhutani di tabel kubikasi perhutani.

Sedangkan untuk rumus atau cara menghitung kubikasi kayu gergajian atau papan
rumus yang digunakan adalah (T x L x P) : 10.000 = nilai kubikasi
Keterangan :

T adalah tebal papan kayu yang dinyatakan dalam satuan cm
L adalah lebar papan kayu yang dihitung dalam satuan cm
P adalah panjang papan kayu yang dihitung dalam satuan meter
Contoh kasus : pada satu papan kayu dengan ukuran tebal 4 cm, lebar 25 cm dan panjang 2 meter, maka besarnya kubikasi pada papan kayu tersebut jika menggunakan rumus di atas adalah (4 x 25 x 2) : 10.000 = 0,02 M3 atau butuh 50 lembar papan untuk mencapai satu kubik.

Cara-cara menghitung kubikasi kayu di atas tidak hanya untuk jenis-jenis kayu tertentu melainkan bisa diterapkan pada semua jenis kayu komersial lainnya, seperti kayu jati, kayu sengon, kayu mindi, kayu mahoni dll.

Prosedur Pembuatan Kampas Rem dari Serbuk Kayu

Prosedur-prosedur pelaksanaan pembuatan kampas rem sepeda motor dengan penguat serabut kelapa dan serbuk kayu adalah sebagai berikut :



Persiapan alat dan bahan. Bahan meliputi bahan baku produk (serbuk kayu/tepung kayu, serbuk serbut kelapa, resin 208b, katalis, vaselin, lem besi, rem sepeda motor bekas yang sisa kampasnya telah dibersihkan) dan bahan cetakan (plat baja, timbangan badan, ulir baja, mur dan baut) serta katoda las. Peralatan meliputi alat mekanik (gergaji besi, palu, gerinda, mesin drill, dll), perangkat las busur listrik.

Pembuatan cetakan. Cetakan terdiri dari alat penekan dan cetakan produk. Alat penekan didesain dengan bentuk seperti alat penekan tambal ban yang bocor. Hanya saja, untuk ujung penekan dari alat penekan ini (mata penekan), digunakan rem sepeda motor bekas yang tidak berkampas. Cetakan produk dibuat dari plat besi agar cukup kuat menerima pembebanan dari alat penekan. Dalam desain cetakan produk kampas rem, plat besi dibentuk mengikuti bentuk lengkungan kampas rem. Sehingga nantinya pas dengan ujung penekannya yaitu rem sepeda motor bekas yang tidak berkampas.

 Prinsip kerjanya adalah bahan yang akan dicetak diberi tekanan yang besarnya tertentu dengan tujuan memperoleh persebaran partikel penguat dalam matriks yang lebih uniform sehingga didapatkan padatan kampas rem yang baik. Selain itu untuk menjaga agar kualitas bahan dari produk yang satu dengan yang lain sama maka penekanan harus sama besar.

Pencampuran bahan. Serbuk kayu dan serbuk serabut kelapa dihaluskan (diselep) dan disaring dengan saringan 50 mesh kemudian keduanya dicampur dengan perbandingan 40 : 60. (Serbuk kayu = 40 dan serbuk serabut kelapa = 60). Resin 208b (tak jenuh) dituangkan ke dalam gelas ukur dan dituang ke campuran serbuk kayu dan serabut kelapa dan diaduk hingga persebaran partikel merata. 

Fraksi volume campuran serbuk kayu dan serbuk serabut kelapa dalam resin adalah 40% atau dengan perbandingan 40 : 60. ( campuran serbuk kayu dan serabut kelapa = 40, resin = 60). Kemudian dituangkan katalis secukupnya, diaduk hinggá katalis menyebar merata, dan diaduk terus samapai dituang ke cetakan.

Pencetakan. Proses hasil dari pencampuran kemudian dituang secara merata ke dalam cetakan produk yang sebelumnya, permukaan bagian dalamnya telah diolesi vaseline secukupnya, kemudian sesegera mungkin diberi penekanan dengan alat penekan. Setelah itu bahan didiamkan selama beberapa waktu dengan maksud memberikan waktu bagi katalis untuk bereaksi dengan bahan. Lama waktu yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya katalis yang ditambahkan pada bahan. Semakin banyak katalis dalam bahan semakin cepat reaksi terjadi sehingga semakin cepat bahan memadat.

Pengeluaran produk dari cetakan.

Kampas rem kemudian dilem dengan menggunakan lem besi dan dilekatkan dengan rem yang tidak berkampas yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Setelah dilekatkan, kampas rem dirapikan ketebalannya hingga sekiranya muat dengan ruang rem pada sepeda motor. Dalam proses ini dapat digunakan gerinda.

Potensi dan Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu

Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di Indonesia diperkirakan sebesar 70 juta m3 per tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 14,2 % per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya sebesar 25 juta m3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta m3 (Priyono,2001). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya daya dukung hutan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu.



Keadaan ini diperparah oleh adanya komversi hutan alam menjadi lahan pertanian, perladangan berpindah, kebakaran hutan, praktek pemanenan yang tidak efisen dan pengembangan infrastruktur yang diikuti oleh perambahan hutan. Kondisi ini menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain melalui konsep the whole tree utilization, disamping meningkatkan penggunaan bahan berlignoselulosa non kayu, dan pengembangan produk-produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu.

Patut disayangkan, sampai saat ini kegiatan pemanenan dan pengolahan kayu di Indonesia masih menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Purwanto dkk, (1994) menyatakan komposisi limbah pada kegiatan pemanenan dan industri pengolahan kayu adalah sebagai berikut :

Pada pemanenan kayu, limbah umumnya berbentuk kayu bulat, mencapai 66,16%
Pada industri penggergajian limbah kayu meliputi serbuk gergaji 10,6&. Sebetan 25,9% dan potongan 14,3%, dengan total limbah sebesar 50,8% dari jumlah bahan baku yang digubakan
Limbah pada industri kayu lapis meliputi limbah potongan 5,6%, serbuk gergaji 0,7%, sampah vinir basah 24,8%, sampah vinir kering 12,6% sisa kupasan 11,0% dan potongan tepi kayu lapis 6,3%. Total limbah kayu lapis ini sebesar 61,0% dari jumlah bahan baku yang digunakan.

Data Departemen Kehutanan dan Perkebunan tahun 1999/2000 menunjukkan bahwa produksi kayu lapis Indonesia mencapai 4,61 juta m3 sedangkan kayu gergajian mencapai 2,06 juta m3. Dengan asumsi limbah yang dihasilkan mencapai 61% maka diperkirakan limbah kayu yang dihasilkan mencapai lebih dari 5 juta m3 (BPS, 2000).

Limbah Serbuk Kayu

Limbah kayu berupa potongan log maupun sebetan telah dimanfaatkan sebagai inti papan blok dan bahan baku papan partikel. Adapun limbah berupa serbuk gergaji pemanfaatannya masih belum optimal.

Untuk industri besar dan terpadu, limbah serbuk kayu gergajian sudah dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang dan arang aktif yang dijual secara komersial. Namun untuk industri penggergajian kayu skala industri kecil yang jumlahnya mencapai ribuan unit dan tersebar di pedesaan, limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh adalah pada industri penggergajian di Jambi yang berjumlah 150 buah yang kesemuanya terletak ditepi sungai Batanghari, limbah kayu gergajian yang dihasilkan dibuang ke tepi sungai tersebut sehingga terjadi proses pendangkalan dan pengecilan ruas sungai (Pari, 2002).

Pada industri pengolahan kayu sebagian limbah serbuk kayu biasanya digunakan sebagai bahan bakar tungku, atau dibakar begitu saja tanpa penggunaan yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Febrianto,1999). Dalam rangka efisiensi penggunaan kayu perlu diupayakan pemanfaatan serbuk kayu menjadi produk yang lebih bermanfaat.